Kamis, 28 Desember 2017

Pacaran dalam Kacamata Islam

Pacaran? Mungkin kata ini sudah nggak asing lagi bagi para kaum remaja. Bahkan dari anak-anak hingga kakek-nenek pun tahu. Siapa yang nggak kenal dengan aktifitas yang satu ini? Yang namanya manusia, gampang banget terpengaruh. Teknologi yang makin berkembang ternyata membuat pemikiran anak-anak zaman sekarang tentang cinta makin berkembang pula. Seakan-akan hidup ini harus selalu diwarnai dengan huru-hara percintaan dan harus ada pasangan untuk berbagi bersama.
            Seperti yang kita tahu, pacaran adalah bagian dari kultur (budaya) Barat. Karena biasanya, bangsa Barat mewajarkan adanya hubungan heteroseksual seperti puppy love (cinta monyet), nge-date, pacaran, dan lain-lain. Di dalam sosio kultural di kalangan masyarakat agamis, pacaran akan mengundang fitnah bahkan tergolong naif. Mau tidak mau, orang yang berpacaran akan terkikis sedikit demi sedikit keimanannya yang akan menghancurkan moral dan akhlaknya. Sudah banyak bukti dari hancurnya moral peradaban modern. Lalu, bagaimana Islam memandang pacaran tersebut?
            Islam jelas menyatakan, bahwa pacaran bukan jalan yang diridhoi Allah, karena lebih banyak mudharatnya. Contohnya, orang yang berpacaran cenderung bertemu, duduk, dan jalan berduaan. Ini saja sudah sebuah pelanggaran syariat dengan yang bukan mahramnya. Padahal HR Bukhari dan Ibnu Abbas meriwayatkan, “Janganlah salah seorang di antara kamu bersepi-sepi (berkhulwah) dengan seorang wanita, kecuali bersama dengan muhrimnya.”
            Tabrani dan al-Hakim dari Hudzaifah juga meriwayatkan, “Lirikan mata merupakan anak panah yang beracun dari setan, barang siapa meninggalkan karena takut kepada-Ku, maka Aku akan menggantikannya dengan iman sempurna hingga ia dapat merasakan arti kemanisannya dalam hati.” Ingatlah juga, bahwa Allah melarang segala sesuatu yang mendekati zina, dan salah satunya adalah pacaran. Tidak bisa dipungkiri, pegangan tangan, pelukan, jalan berduaan, bahkan lirik-lirikan, semua itu bisa mengundang yang namanya zina.
            Nah, disini, peran orang tua sangat berpengaruh bagi pergaulan anak-anaknya, terutama pergaulan dengan lawan jenis. Hati-hatilah, karena setitik keteledoran orang tua terhadap anaknya, bisa berakibat fatal. Coba kita pikirkan lagi, di saat pacaran awalnya memang membuat hati kita bahagia, tetapi akhirnya, banyak juga yang tidak bertahan.

            Islam mengajarkan kebenaran. Tetapi, kenapa masih saja ada di antara kita yang ngaku Islam tapi nggak percaya sama aturan Islam. Yuk, kita jaga kehormatan diri kita. Karena kehormatan diri kita tidak bisa dibayar oleh apapun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sastra Anak Usia Dini

a. Puisi Lagu Dolanan             Mungkin beberapa di antara kita sudah ada yang pernah mendengar tentang ‘dolanan’ ini. Puisi lagu dola...