Pacaran?
Mungkin kata ini sudah nggak asing lagi bagi para kaum remaja. Bahkan dari
anak-anak hingga kakek-nenek pun tahu. Siapa yang nggak kenal dengan aktifitas
yang satu ini? Yang namanya manusia, gampang banget terpengaruh. Teknologi yang
makin berkembang ternyata membuat pemikiran anak-anak zaman sekarang tentang
cinta makin berkembang pula. Seakan-akan hidup ini harus selalu diwarnai dengan
huru-hara percintaan dan harus ada pasangan untuk berbagi bersama.
Seperti yang kita tahu, pacaran
adalah bagian dari kultur (budaya) Barat. Karena biasanya, bangsa Barat
mewajarkan adanya hubungan heteroseksual seperti puppy love (cinta
monyet), nge-date, pacaran, dan lain-lain. Di dalam sosio kultural di
kalangan masyarakat agamis, pacaran akan mengundang fitnah bahkan tergolong naif.
Mau tidak mau, orang yang berpacaran akan terkikis sedikit demi sedikit
keimanannya yang akan menghancurkan moral dan akhlaknya. Sudah banyak bukti
dari hancurnya moral peradaban modern. Lalu, bagaimana Islam memandang pacaran
tersebut?
Islam jelas menyatakan, bahwa
pacaran bukan jalan yang diridhoi Allah, karena lebih banyak mudharatnya.
Contohnya, orang yang berpacaran cenderung bertemu, duduk, dan jalan berduaan.
Ini saja sudah sebuah pelanggaran syariat dengan yang bukan mahramnya. Padahal
HR Bukhari dan Ibnu Abbas meriwayatkan, “Janganlah salah seorang di antara kamu
bersepi-sepi (berkhulwah) dengan seorang wanita, kecuali bersama dengan
muhrimnya.”
Tabrani dan al-Hakim dari Hudzaifah
juga meriwayatkan, “Lirikan mata merupakan anak panah yang beracun dari setan,
barang siapa meninggalkan karena takut kepada-Ku, maka Aku akan menggantikannya
dengan iman sempurna hingga ia dapat merasakan arti kemanisannya dalam hati.”
Ingatlah juga, bahwa Allah melarang segala sesuatu yang mendekati zina, dan salah
satunya adalah pacaran. Tidak bisa dipungkiri, pegangan tangan, pelukan, jalan
berduaan, bahkan lirik-lirikan, semua itu bisa mengundang yang namanya zina.
Nah, disini, peran orang tua sangat
berpengaruh bagi pergaulan anak-anaknya, terutama pergaulan dengan lawan jenis.
Hati-hatilah, karena setitik keteledoran orang tua terhadap anaknya, bisa
berakibat fatal. Coba kita pikirkan lagi, di saat pacaran awalnya memang
membuat hati kita bahagia, tetapi akhirnya, banyak juga yang tidak bertahan.
Islam mengajarkan kebenaran. Tetapi,
kenapa masih saja ada di antara kita yang ngaku Islam tapi nggak percaya sama
aturan Islam. Yuk, kita jaga kehormatan diri kita. Karena kehormatan diri kita
tidak bisa dibayar oleh apapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar