Entah sudah
berapa sisi kehidupan yang melibatkan teknologi dalam segala aspeknya. Dunia
ini hampir dikuasai oleh keajaiban tak kasat mata yang bernama teknologi, dan
akibatnya dapat kita rasakan dalam kehidupan seharo-hari. Gadget adalah
salah satu contoh teknologi yang kecil namun mumpuni. Mencakup banyak hal-hal
penting di dalamnya. Tidak heran, jika hampir seluruh orang di dunia ini tak
bisa ‘hidup’ tanpa gadget.
Awalnya,
teknologi seperti gadget memang digunakan untuk keperluan-keperluan
penting. Menghubungi orang jauh, bercakap-cakap dengan rekan bisnis, mencari
istilah-istilah sulit di google, belajar dari internet, dan lain
sebagainya. Namun, apa yang kita rasakan sungguh bertolak belakang. Anak-anak
zaman sekarang tampak lebih akrab dengan gadget-nya daripada dengan
kawan-kawan karibnya. Mereka lebih ahli memainkan gadget-nya daripada
membaca tulisan-tulisan di bukunya. Berkumpul dengan teman sejawat pun rasanya
aneh sekali, semua menggenggam gadget masing-masing. Tanpa peduli orang-orang di
sekeliling.
Mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat. Itu adalah salah satu
istilah untuk ketenaran gadget yang tiada tara. Dan kita pun telah merasakan itu dalam kehidupan.
Benar adanya, memang. Itu semua sangat sulit dihindari.
Tujuan dibuatnya gadget dan segala teknologi bukan untuk memperpanjang jarak, bukan untuk melupakan
sahabat-sahabat dekat, bukan untuk tidak peduli dengan sekitar, bukan untuk
sesuatu yang tidak berguna. Tujuan awal dibuatnya itu semua pasti mengandung
hal positif. Hanya saja, kita yang melenceng dari apa yang direncanakan si
pembuat.
Akan jadi apa negara ini jika orang-orangnya dibudaki oleh teknologi?
Akan jadi apa anak-anak zaman sekarang jika masa kecilnya yang berharga dibuang
dengan bermain game di gadget? Maka, kita sebagai manusia yang otaknya lebih cerdas dari makhluk
yang lain, harus cerdas dalam menanggapi masalah ini. Kita harus cerdas
menyikapi gadget yang merajalela, kita harus cerdas menyiapkan solusi bagi para
penikmat gadget. Menggunakannya untuk hal-hal yang positif. Dakwah dan belajar mungkin
salah satu contohnya.
#hanya sebuah refleksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar