Selasa, 29 Mei 2018

Sastra Anak Usia Dini


a. Puisi Lagu Dolanan
            Mungkin beberapa di antara kita sudah ada yang pernah mendengar tentang ‘dolanan’ ini. Puisi lagu dolanan merupakan salah satu hal penting dalam penanaman sastra anak.Dolanan berasal dari bahasa Jawa yang artinya mainan. Dalam kata lain, mainan disini bisa berupa alat (boneka, mobil, pistol dan lain-lain) atau juga sejenis game, misalnya tebak-tebakan. Adapun puisi lagu adalah puisi dan lagu. Jadi, Puisi lagu dolanan adalah nyanyian atau tembang yang sering dinyanyikan kepada anak-anak ataupun dinyanyikan oleh anak-anak itu sendiri.
            Puisi lagu dolanan ini penting karena di dalamnya mengandung sastra anak yang tinggi. Nyanyian-nyanyian yang kata-katanya indah, enak didengar akan berpengaruh baik bagi anak. Sang anak akan merasa senang, kesedihan dan kecemasan yang dia alami jadi hilang, bahkan mungkin tumbuh semangat untuk belajar. Apalagi jika nyanyian-nyanyian itu disertai dengan gerakan, kita tak hanya membuatnya senang, tapi kita juga akan melatih dia untuk aktif berekspresi.
            Usia anak bukan halangan untuk belajar. Mungkin terlalu dini jika kita ajarkan sastra anak secara teori, namun kita bisa mengajarinya dengan sudut pandang, cara, dan kegiatan yang lebih sederhana dan memang itu ‘anak-anak banget’. Yaitu dengan memperkenalkannya dengan puisi lagu dolanan.
b. Cerita Lisan (Folklore)
            Selanjutnya adalah folklore atau cerita lisan. Folklore terdiri dari kata Folk dan Lore yang berasal dari bahasa Inggris dan masing-masing memiliki arti yang berbeda-beda. Folk artinya sekelompok orang yang memiliki ciri khas tertentu seperti fisik dan kebudayaan yang membedakannya dengan kelompok lain. Adapun lore artinya kebudayaan yang diwariskan secara turun temurun baik dari lisan maupun isyarat. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), folklore artinya adat istiadat tradisional atau cerita rakyat yang diwariskan secara turun-temurun tapi tidak dibukukan.
            Jadi, dapat disimpulkan bahwa folklore itu adalah cerita atau adat istiadat yang diwariskan secara turun-temurun dalam satu kelompok tertentu. Dan sepertinya, di Indonesia ini, tiap wilayah memiliki folklore-nya masing-masing.
            Kemudian, apa saja ciri-ciri folklore?
            Penyebaran folklore umumnya melalui lisan, yang berarti folklore suatu daerah bukanlah milik individu, melainkan milik bersama. Tidak ada yang tahu siapa pencipta sebuah folklore, oleh karenanya, folklore yang beredar di masyarakat mudah sekali berkembang.
            Folklore atau cerita rakyat ini juga penting, karena biasanya, dalam sebuah folklore ada makna-makna dan pesan tersirat di dalamnya. Pesan-pesan tersebut baik bagi anak, apalagi jika folklore itu berasal dari suatu tempat yang indah dan mengagumkan, pasti si anak akan selalu ingat dengan folklore tersebut.
c. Bacaan awal untuk anak (Buku alphabet, buku berhitung, buku konsep, buku gambar tanpa kata, buku bergambar)
            Anak-anak adalah makhluk yang otaknya seperti spons, dia menyerap apapun yang ia lihat, dengar, dan rasakan di sekitarnya. Selain cerita-cerita menarik, anak juga perlu asupan edukasi tentang benda, lingkungan, dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Kita bisa menggunakan buku sebagai alat bantu.
1.      Buku Alphabet
Buku ini cocok bagi anak yang belum mengenal huruf, biasanya diisi dengan alphabet besar-besar, dan warna-warni. Kadang dengan contoh dari benda yang ada di sekitar

2.      Buku berhitung
Sudah jelas, bahwa ini adalah buku-buku tentang mengenal angka.

3.      Buku konsep
Buku konsep adalah buku yang mengenalkan anak pada sesuatu, misalnya buah, alat-alat di sekolah, atau binatang.

4.      Buku gambar tanpa kata
Buku gambar tanpa kata adalah buku bergambar mengenai suatu cerita tanpa ada kata-kata penjelasan di dalamnya. Buku ini biasanya diperuntukkan bagi anak-anak sebelum mengenal tulisan. Anak akan dilatih imajinasinya dan kemampuan berbahasanya, anak akan dilatih membuat ceritanya sendiri. Buku seperti ini belum banyak produksinya di Indonesia

5.      Buku bergambar
Berbeda dengan buku gambar tanpa kata, buku bergambar justru disertai tulisan yang menjelaskan isi cerita di dalamnya. Buku bergambar ini banyak macam dan serinya, ada yang menceritakan tentang kehidupan di kerajaan, cerita sehari-hari, fabel, dan masih banyak lagi.


Selasa, 22 Mei 2018

RESENSI BUKU 'ANAK RANTAU' KARYA AHMAD FUADI


Judul Buku                  : Anak Rantau
Nama Penulis              : Ahmad Fuadi
Nama Penerbit             : PT Falcon Publishing
Tahun Terbit                : Juli 2017
Jumlah Halaman          : 382 halaman
Ukuran Buku              : 14 x 20,5 cm
Harga                          : Rp. 89.000








Anak Rantau bercerita tentang Hepi, seorang anak tukang cetak di Jakarta yang terpaksa harus melanjutkan hidupnya di kampung halamannya, Minang. Karena keterpaksaan itulah, ia jadi menyimpan dendam pada ayahnya. Ia bertekad, bagaimanapun caranya ia harus kembali ke Jakarta. Hepi bekerja mulai dari mencuci piring hingga mengirim barang kepada preman. Meski dilarang kakeknya, Hepi tetap  bersikeras. Bersama dua sahabat karibnya, Attar dan Zen, Hepi semakin menjadi-jadi. Ketiganya menjadi detektif cilik, menangkap maling kampung, diam-diam memasuki rumah Pandeka Luko yang terkenal ahli tenung hingga menangkap pelaku sindikat narkoba di Tanjung Durian. Segalanya berlangsung cepat hingga akhirnya tabungan Hepi cukup untuk membeli tiket pesawat dan membalaskan dendamnya pada ayah. Namun sebait puisi karangan Pandeka Luko membuatnya berpikir bahwa tak seharusnya dendam itu dipendam.
            Anak Rantau adalah novel bergenre fiksi yang kekianian. Jika melihat keadaan zaman sekarang, mungkin novel ini adalah salah satu yang pas untuk dikaitkan dengan zaman. Seorang anak Jakarta yang enggan hidup di kampung karena egonya. Namun justru Hepi, si anak Jakarta ini mendapatkan pelajaran yang amat berharga di kampung. Adapun Ahmad Fuadi tadinya ingin menulis novel yang menceritakan suasana rantau dan kampung halaman, namun setelah dikembangkan, novel ini justru menjadi cerita tentang obat-mengobati, luka-memaafkan, juga dendam-cinta-benci. Novel ini Ahmad Fuadi persembahkan bagi seluruh masyarakat Indonesia secara umum.
            Berbicara mengenai tampilan buku Anak Rantau ini, jujur saya tertarik dengan cover-nya yang dominan berwarna abu abu dan senja, gambar anak laki-laki menggendong ransel merah dan menyeret koper, serta asap sebuah truk. Bagi saya, cover buku ini Anak Rantau banget. Membuka bukunya, ternyata anatomi buku ini juga bagus. Tidak ada prolog tertentu, tapi bab-nya mencapai 29 bab. Ada lagi yang menarik dari novel ini, yaitu adanya glosarium atau daftar kata-kata yang terdapat dalam sebuah buku. Kemudian, di halaman selanjutnya ada ucapan terima kasih dan profil penulis. Secara keseluruhan, semuanya terkait dan enak dibaca.
            Setiap karya tentu memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan novel Anak Rantau ini. Kelebihan novel ini adalah ‘rasa’ Minang dalam novel ini kental. Secara tidak langsung Ahmad Fuadi menceritakan kepada kita bagaimana suasana kampung Minang nun jauh disana, baik budayanya, orang-orangnya, bahasanya, bahkan makanannya. Selain itu, di halaman belakang buku juga terdapat keterangan dari kata-kata berbahasa Minang yang dipakai di buku ini. Alur cerita juga berjalan baik dan mudah dipahami pembaca. Adapun kekurangannya antara lain, ada beberapa kata-kata berbahasa Minang yang tidak ada artinya sehingga akan membingungkan pembaca.
            Dengan begini dapat disimpulkan bahwa data yang didapat dari novel ini tidak lain dari ranah Minang dan pengalaman Ahmad Fuadi sendiri sebagai anak rantau (kisahnya ada di novel trilogi Negeri 5 Menara-Ranah 3 Warna-Rantau 1 Muara). Novel ini juga ditulis dengan bahasa yang efektif. Kepiawaiannya sebagai penulis tidak dapat diragukan lagi, banyak karyanya yang berhasil tembus best seller. Terbukti juga dalam buku Anak Rantau ini dengan ulasan-ulasan dari penulis ternama yang mengakui ‘hebatnya’ buku ini. Misalnya kata Tere Liye, “Novel ini paket lengkap spesial. Ada cerita tentang keluarga yang mengharukan, persahabatan, lingkungan hidup, bahkan juga tentang penjelasan pemberontakan besar di masa lalu lewat sudut pandang yang berbeda. Bacalah. Kalian akan merasakan petualangan seru.”. Begitu juga kata Dee Lestari, “Anak Rantau mengajak kita menjenguk ulang makna keluarga, persahabatan, serta akar budaya. Bak hidangan minang yang gurih dan bikin menagih, karya A. Fuadi ini elok dibaca dan renyah dinikmati.”
            Dan setelah membaca Anak Rantau ini, tentu membuka pikiran saya tentang banyak hal. Salah satunya tentang dendam dan cinta yang sangat erat digambarkan dalam novel ini. Saya pribadi sebagai remaja yang kuliah di Jakarta mengambil banyak pelajaran dari novel ini. Novel ini mengajarkan kita untuk selalu ‘pulang’, pulang pada hati yang memaafkan, pulang pada pemahaman yang baik, serta tidak lupa pada kampung halaman.
            Tentang penulis sendiri, Ahmad Fuadi, lahir di Bayur, kampung kecil di pinggir danau Maninjau, tidak jauh dari kampung ulama sastrawan, Buya Hamka. Fuadi merantau ke Jawa, mengikuti perintah Ibunya untuk bersekolah agama, di Pondok Pesantren  Modern Gontor. Hidup selama empat tahun di Gontor, memiliki teman dari Sabang saampai Merauke membuatnya memiliki banyak inspirasi. Utamanya untuk menulis buku mega best seller “Negeri 5 Menara”. Ahmad Fuadi di kini sibuk menulis, menjadi public speaker, serta mengasuh yayasan sosial untuk membantu pendidikan anak usia dini yang kurang mampu—Komunitas Menara.

Rabu, 03 Januari 2018

Si Jaring-Jaring Manis dari Tahun 90-an

Anak-anak yang lahir tahun 90-an, pasti tak asing dengan jajanan manis berbentuk jaring-jaring yang senantiasa dijajakan si abang dengan gerobak dorong di kawasan sekolah dasar kita. Jangankan anak tahun 90-an, ternyata anak SD sekarang pun masih akrab dengan jajanan yang kita sebut ‘kue laba-laba’ ini. Disebut kue laba-laba tidak lain karena bentuk makanannya yang berupa jaring-jaring menyerupai sarang laba-laba.
            Salah satu sekolah dasar yang masih menjajakan kue laba-laba adalah SDN Tugu 4 di daerah Depok. Abang penjual kue laba-laba ini mengaku sudah berjualan selama sepuluh tahun, rutin berangkat jam tujuh pagi dan pulang ke rumah pukul tiga sore. Ditanya tentang keuntungan, si abang ini menjawab, “Ya, untung mah nggak tentu. Soalnya kadang habis, kadang juga nggak. Tapi, Alhamdulillah, masih laku aja sampai sekarang.”
            Hanya dengan merogoh kocek sebesar dua ribu rupiah, kita bisa menikmati kue laba-laba yang masih hangat. Adonan sederhana yang berupa tepung terigu, gula, dan telur berpadu dalam loyang panas, dibentuk seperti jaring-jaring, dan jadilah seporsi kue laba-laba yang unik. Tak jarang abang penjual menambahkan pewarna makanan agar lebih menarik, dan rasanya? Hmm.. sensasi renyah dari tekstur kue laba-laba adalah yang pertama kali ditemui lidah, ditambah dengan rasa manis yang sempurna menyatu. Rasa dari kue laba-laba inilah yang menjadikannya masih awet dijajakan hingga sekarang.
            Kalian juga bisa membuat kue laba-laba sendiri di rumah loh. Ditambah santan, ragi, dan margarin, kalian bisa bernostalgia dengan jajanan legendaris ini. Oh, ya. Kalian pun dapat menambahkan topping sesuai selera pada kue laba-laba. (DWS)

Jumat, 29 Desember 2017

Cokelat, si Manis Banyak Khasiat

Siapa yang tak suka cokelat? Makanan yang berasal dari biji pohon kakao ini jadi favorit banyak orang karena rasanya yang enak dan bentuk olahannya yang bermacam-macam. Awalnya, cokelat hanya dikonsumsi sebagai makanan oleh suku Olmec, Maya, dan peradaban Aztec pada 1900 SM. Kemudian mulai menyebar ke negara bagian Amerika hingga ke Meksiko.
            Selain rasanya yang enak, ternyata cokelat juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan yang diantaranya:
Mencegah Kanker

Cokelat mengandung senyawa procyanidin pentameric yang mampu menghambat penyebaran sel-sel kanker.
Melindungi Kulit
Para ilmuwan dari Jerman mengatakan bahwa flavonoid yang terkandung dalam cokelat dapat melindungi kulit dari sinar UV.

Membantu Kesehatan Otak
Kandungan vitamin C dan antioksidan flavonoid dapat membantu meningkatkan kesehatan otak dan sistem saraf, serta mencegah kerusakan yang disebabkan radikal bebas. Selain itu, cokelat juga berfungsi meningkatkan efisiensi dan daya ingat otak.

Menjaga Kesehatan Jantung
Flavonoid epicatechin dan asam gallic yang terkandung dalam cokelat efektif untuk menjaga kesehatan jantung karena melindungi jantung dari kerusakan yang ditimbulkan radikal bebas. Walaupun asam stearat menjadi lemak jenuh, tetapi asam tersebut malah mengurangi kemungkinan terjadinya serangan jantung.

Memperbaiki Suasana Hati
Kadar kafein (tidak sebanyak kopi), alkaloid, theobromine, phenylethylamine, dan tryptophan yang terkandung dalam cokelat efektif membantu memberikan efek tenang, apalagi dalam suasana stres dan emosi yang tak dapat dikontrol.

Mengatur Tekanan Darah
Flavonoid yang ada pada cokelat juga berfungsi meningkatkan kadar nitrat oksida pada darah sehingga tekanan darah menjadi stabil.

Melindungi dari Gangguan Berbahaya
Vitamin C, flavonoid, dan polifenol yang terdapat pada cokelat merupakan antioksidan yang menyembuhkan gangguan akibat radiasi-radiasi berbahaya. Kandungan tersebut juga membantu mencegah gangguan yang ada pada penglihatan, pendengaran, saraf, dan otak.

Menyembuhkan Batuk dan Pilek
Kandungan-kandungan yang terdapat pada cokelat juga bermanfaat menyembuhkan batuk dan pilek karena kandungan asamnya membantu mengurangi sakit tenggorokan yang disebabkan batuk terus menerus.

Mencegah Diabetes
Cokelat mengandung kafein yang memiliki rasa pahit. Rasa pahit inilah yang akan menetralisir gula dalam darah sehingga mampu mencegah diabetes.

 Menambah Energi
Cokelat mengandung asam baik jenuh dan juga asam tak jenuh yang membantu menambah berat badan dan menambah energy

Nah, diatas tadi adalah 10 khasiat cokelat bagi kesehatan tubuh kita. Makan cokelat itu baik, asalkan tidak berlebihan. Perlu diingat pula bahwa cokelat memiliki kandungan kalori dan gula yang cukup tinggi, oleh karenanya tidak dianjurkan untuk seseorang yang sedang menurunkan berat badan. Lagipula, yang berlebihan itu dilarang oleh Allah, jadi ada baiknya kita konsumsi cokelat secukupnya.


Kuliner dan Seluk Beluk Industrinya di Indonesia

Indonesia, Negara dengan populasi penduduk terbanyak keempat di dunia ini merupakan Negara penghasil bahan baku makanan yang terkenal dengan sumber daya alamnya yang melimpah. Fakta inilah yang menjadikan Indonesia memiliki kuliner yang beragam di berbagai daerah.
            Misalnya di Indonesia bagian barat. Ada ayam tangkap dan mie Aceh yang populer di Aceh, bika Ambon dan bolu meranti dari Medan, dan tak ketinggalan pempek dan tekwan khas Palembang. Kemudian di Indonesia bagian tengah, aneka olahan durian dapat dijumpai di Pontianak dengan mudah. Soto Banjar  ala Banjarmasin dan Bubur Pedas ala Kalimantan Barat. Kemudian di wilayah Indonesia Timur, ada Coto Makassar dan Es Pisang Ijo ala Sulawesi Selatan. Sumatera Utara terkenal dengan menu Ikan Cakalang yang pedas, makanan berbahan dasar sagu, Papeda dari Maluku dan Papua, serta Ayam Taliwang khas Lombok, Nusa Tenggara Barat.
            Dengan warna-warni kuliner seperti itu, tak heran jika bisnis kuliner dalam negeri terbilang sukses. Terutama di kota-kota besar, para pengusaha kuliner baru bermunculan bak jamur di musim penghujan. Inovasi dan kreatifitas baru yang dituangkan dalam sebuah makanan dan minuman menjadi bibit berkembangnya sebuah bisnis kuliner. Walaupun menunya sama, tapi jika diolah dengan inovasi yang berbeda, toh akan tetap laris juga.
            Kuatnya industry kuliner Indonesia inilah yang mengantarkan Indonesia menjadi petarung hebat dalam pasar bebas ASEAN terutama MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Mengingat pula bahwa Indonesia memiliki sumber daya alam yang cukup potensial seperti  pertanian dan kelautan, menambah keyakinan Panggah Susanto selaku Dirjen Industri Agro Kementrian Perindustrian.
            “Industri makanan dan minuman merupakan sektor yang terus tumbuh dan berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Kami percaya sektor ini kuat dan mampu bersaing di pasar bebas ASEAN,” katanya.
            Bahkan Indonesia pernah turut andil dalam mempromosikan produk pangan di mata Internasional Hong Kong Trade Development Council (HKTDC) Food Expo 2016 yang berlangsung pada Agustus 2016. Produk unggulan yang ditampilkan antara lain kopi, teh, minuman ringan, minuman herbal, cokelat, olahan kelapa, bumbu instan, makanan ringan, mie instan, dan hasil laut. Kementrian Perindustrian (Kemenperin) berharap keikutsertaan Indonesia pada pameran ini tidak hanya mendekatkan produk Indonesia terhadap masyarakat Hong Kong, tetapi juga masyarakat dunia.
            Namun, dibalik berjamurnya bisnis kuliner di Indonesia, bukan berarti bisnis tersebut selalu lancar dan tidak menghadapi masalah. Masalah serius yang sepertinya dialami pengusaha kuliner dewasa ini adalah melonjaknya biaya operasional yang meliputi harga sewa gedung, bayar listrik, kenaikan upah buruh, hingga bahan-bahan pokok. Belum lagi menghadapi pesaing-pesaing kuliner yang juga tersebar di mana-mana dan menawarkan produk yang lebih menarik. Jika sebuah perusahaan kuliner tak mampu menghadapi tantangan zaman, maka bisa dipastikan perusahaan tersebut tak akan bertahan lama.
            Misalnya, harga sewa gedung saat ini sudah naik drastis. Di Jakarta, harga sewa rumah toko alias ruko berukuran 4 meter x 15 meter sudah mencapai Rp. 150 juta per tahun. Padahal dua tahun sebelumnya, harganya masih di kisaran Rp. 70 juta. Tidak jauh berbeda dengan biaya listrik. Di mal, biaya listriknya mencapai Rp. 40 juta per bulan.
            Ada beberapa alasan mengapa perusahaan kuliner (restoran) gulung tikar, diantaranya adalah karena memang makanan yang dijajakan tidak enak dan tidak sesuai dengan selera konsumen, sistem dan manajemen yang tidak bagus, dan yang terakhir karena lokasi restoran yang tidak strategis.
            Kenaikan harga-harga menjadi momok bagi pengusaha kuliner yang mengandalkan margin rendah dan perang harga. Jika harga produk ditingkatkan, maka ditakutkan akan berbanding terbalik dengan daya beli masyarakat. Maka meski usaha kuliner terus berkembang, biaya operasional juga ikut membesar. Perusahaan dengan omzet besar pun rasanya tidak merasakan keuntungan besar yang didapat karena dibarengi dengan membengkaknya biaya operasional.
            Lalu, apa solusi menghadapi panasnya persaingan antar pengusaha kuliner tersebut?
            Solusi tiap perusahaan dalam menghadapi masalah ini tentunya berbeda-beda. KFC dan McDonalds misalnya. Perusahaan yang menyandang nama asing ini mencari solusi dengan menambah gerai dalam kurun waktu tertentu.  Selain itu, menambah menu baru juga menjadi solusi dalam menarik minat masyarakat.
            Yang terpenting dalam kuliner adalah tidak menyerah pada zaman dan pengusaha kuliner baru yang terus bermunculan. Menciptakan inovasi dan kreasi baru bisa jadi jawaban ketika orang-orang sudah beralih ke produk lain. Karena yang dicari lidah orang Indonesia adalah soal rasa dan sesuatu yang berbeda dari yang lain. Misalnya lagi restoran-restoran yang mengusung tema baru pada tempatnya. Beberapa restoran memanfaatkan peti kemas yang biasa digunakan untuk membawa barang untuk dijadikan tempat makan yang unik, seperti Food Container. Beberapa restoran juga menyediakan permainan-permainan yang membuat pelanggan bisa betah berlama-lama di tempat. Ini mungkin bisa menjadi jawaban atas masalah.
            Bahkan bisa dibilang industry kuliner di Indonesia tak boleh padam dan harus terus menciptakan sesuatu yang menarik lidah masyarakat. Ini karena kuliner merupakan sektor penting yang termasuk dalam 15 sektor industri kreatif dimana keseluruhan sektornya akan terus tumbuh dan berkembang. Industry kreatif sendiri menurut Kementrian Perdagangan Indonesia adalah industry yang berasal dari pemanfaatan aktifitas, keterampilan, serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeskploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Industry kreatif memegang kendali besar dalam menggerakan roda perekonomian Indonesia. Maka termasuk pengusaha kuliner harus tetap ada dan tidak berputus asa pada zaman yang berlangsung.

            

Seorang Guru

Benarlah jika ada yang mengatakan bahwa guru adalah pekerjaan yang paling mulia. Mengapa? Sebenarnya tidak usah ditanya pun kita semua sudah tau jawabannya, bukan? Selain memberi ilmu tiap hari tanpa lelah, guru juga kerap memberi motivasi, masukan, nilai pada tiap pekerjaan rumah, bahkan tidak jarang guru yang berkorban demi membuat anak didiknya bahagia.
Menjadi guru bukan hal yang mudah.
Saya adalah alumni sebuah pesantren bulan Mei lalu. Kebetulan, saya ditunjuk oleh pimpinan untuk mengabdi di pondok, dan kebetulan pula, saya kebagian jam ngajar. Satu persatu tugas guru saya laksanakan sedemikian rupa, berat memang. Selain kita harus menguasai benar-benar apa pelajaran yang kita akan ajarkan, kita juga harus kuat fisik, kuat hati, dan kuat otak dalam menghadapi anak-anak yang susah diatur.
Saya tidak bercita-cita jadi guru, tapi dengan pengabdian ini, saya mengerti, betapa susahnya guru-guru kami dulu mengajar. Masih terbayang dalam benak saya, betapa mudahnya saya terantuk-antuk di kelas ketika si guru menerangkan pelajaran panjang lebar, betapa kami lancang sekali dengan berteriak-teriak di kelas atau sekadar berisik pada jam pelajaran. Sekarang, saya merasakan itu semua.
Saya sama sekali tidak berharap dikatakan sebagai guru yang mulia. Saya menulis begini, karena saya merasa bersalah terhadap guru-guru saya dulu. Sebagai guru Ilmu Pengetahuan Alam kelas 7 dan 8 SMP, saya merasakan betul jengkelnya melihat murid yang tidur dengan santainya saat saya menerangkan, saya merasakan betul bagaimana kesalnya melihat murid yang susah diatur, dan sedihnya ketika murid mendapat nilai di bawah rata-rata. Kebetulan, saya juga menjadi wali kelas yang harus memberi motivasi kepada anak-anak yang merengek tidak betah, minta pindah, dan lain sebagainya.
Betapa mulianya guru-guru saya dulu. Bahkan lebih dari saya, guru-guru kami dulu adalah guru yang paling sabar, paling hebat menghadapi kelakuan kami anak-anak tak tahu diri. Tapi, kini, saya yang merasakan menjadi guru tersebut, tetap harus sabar dan menggunakan kepala dingin dalam mengatasi berbagai masalah. Semua tetap harus dijalani.

Maka, lewat tulisan ini saya berharap, semoga guru-guru kami selalu dimudahkan jalannya oleh Allah, selalu diberi umur panjanng, kesehatan tiada tara, dan selalu dalam lindungan Allah. Aamiin.

Impian Seluas Angkasa

Pendidikan adalah hal penting yang ingin setiap ibu berikan pada anak-anaknya kelak. Setiap orang pasti ingin memasukkan anak-anaknya ke sekolah-sekolah terbaik yang ada di kota, melihatnya menikmati tiap lika-liku sekolah dan menjadi orang sukses nantinya. Selalu saja ada orang tua yang berkata bahwa pendidikan anak harus lebih tinggi daripada orangtuanya.
Namun, di bagian bumi yang lain, ada orang-orang yang pasrah anaknya akan melanjutkan sekolah atau tidak, ada orang-orang yang memilih tidak menyekolahkan anaknya, bahkan tak jarang anak-anaknya disuruh membantu bekerja di ladang. Miris sekali bagian bumi yang lain itu. Yang harus kita ingat, adalah mereka anak-anak yang punya impian dan masa depan.
Masing-masing dari mereka pasti memiliki impian yang beraneka ragam. Ada yang impiannya elite sekali—jadi presiden, mentri, kepala sekolah, dan lain-lain—dan ada juga yang impiannya tak muluk-muluk—punya sepatu baru, bisa makan enak seharian, punya rumah yang lebih baik, ingin sekolah, dan lain-lain—begitulah. Maka, dimanapun mereka ditempatkan sekarang, ingatlah bahwa mereka tetap anak-anak yang punya impian dan masa depan.
Pendidikan dan nilai-nilai yang diberikan guru di sekolah hanyalah perantara. Yang menentukan sukses atau tidaknya adalah mereka sendiri. Jadi apapun mereka nanti, biar mereka yang memilih jalannya. Impian mereka seluas angkasa, tak perlu jadi elite untuk menggapainya, apapun yang mereka lakukan kini, semoga akan berimbas baik pada mereka nanti.


#hanya sebuah refleksi

Tidak Merasa Lebih Baik dari Orang Lain

Pelajaran dan hikmah hidup ini tersebar dimana-mana. Berterbangan di langit-langit Allah, berserakan di antara rumput dan ilalang, bersembunyi di balik ranting pohon, dan terletak di kepribadian tiap orang yang kita temui beserta apa yang sedang ia lakukan. Tinggal kita yang pandai-pandai mengambil pelajaran dan hikmah tersebut dari tiap kejadian yang ada.
Kurang lebih satu minggu kami diutus untuk belajar banyak hal di pondok salafi, letaknya di Desa Cilember, tepatnya Kampung Jogjogan, Puncak. Walaupun sebelumnya kami pernah survey ke pesantren ini, namun tetap saja, bangunan pondok yang sederhana ini menarik hati kami. Teteh-teteh pengurus menyambut kami dengan ceria. Bangunan sederhana di daerah tinggi yang dingin. Halaman tidak terlalu luas, pemandangan kandang ayam mewarnai halaman pondok ini. Padatnya rumah-rumah di atas jalan pondok ini terlihat jelas dari halaman. Kobong santri yang tergabung dengan rumah Aa Zaki Mubarok dan Teteh Siti Zulfa yang bersih dan nyaman ditinggali. Darul Huda Tarbiyatul Banat, nama ini jadi melekat sekali di otak kami.
Setelah dilepas ustadz yang mengantar kami, kami mulai beradaptasi perlahan dengan warga Darul Huda. Teteh-teteh pengurus yang beberapa sudah mengenali kami, baik sekali menawarkan makan, memberikan kamar, menunjukkan ruangan-ruangan, serta membimbing kami banyak hal. Termasuk mengantar ke musala, mengantarkan ke kamar mandi, dapur, tempat mencuci, dan lain-lain. Kami betah walaupun belum genap seharian.
Ada satu impian Aa yang kurang bisa terwujudkan, yaitu menerapkan bahasa arab pada santri-santrinya. Santriwati disini biasa berbahasa sunda, pelajaran pun diterjemahkan ke bahasa sunda. Maka, Aa mohon sekali pada kami, untuk mengajarkan bahasa arab pada santriwatinya. Aa sudah memulai sebenarnya, namun santrinya sepertinya kurang motivasi untuk berbicara bahasa arab sehari-hari.
Pada akhirnya, kami berlima mulai mengenalkan bahasa arab. Dimulai dari menempelkan kosa kata di tempat-tempat umum, dan melatih mereka terbiasa dengan kosa kata-kosa kata tersebut. Dan respon mereka, di luar ekspetasi kami. LUAR BIASA.
Kami makin semangat, mulai mengenalkan kosa kata tentang anggota tubuh dan bagian-bagian dalam rumah. Suara mereka lantang menggema mengucapkan kosa kata, dan menyanyikannya dengan ceria. Sesekali tertawa jika ada teman yang salah mengucapkan. Hari itu, jujur, kami bahagia sekali. Apalagi setelah itu kami mendengar santri telah mempraktikannya sedikit-sedikit. Sudah bilang hammam bukan lagi jamban, sudah bilang ukhti bukan teteh, sudah bilang hujroh bukan lagi kobong, dan lain-lain.
Dan akhirnya, satu minggu berlalu dengan amat sangat menyenangkan. Satu hal yang kami petik dari segala kejadian ini adalah JANGAN MERASA LEBIH BAIK DARI ORANG LAIN. Walaupun hanya salafi sederhana, walaupun sehari-hari hanya berbahasa sunda, namun mereka memiliki semangat yang pantas diacungi jempol. Mereka antusias sekali berbahasa arab. Dan satu hal yang membuat kami kagum adalah pengetahuan kitab kuning mereka. Walaupun kami dari pesantren modern, fasilitasnya jauh berbeda dengan disini, lauk pauknya pun berbeda jauh, tapi semangat kami mungkin tidak sebesar itu ketika mengetahui hal yang baru dan pengetahuan kitab kuning kami tidak seluas mereka. Satu lagi, mereka baik-baik sekali. Bicaranya lembut-lembut dan selalu tersenyum kalau kami lewat. Bahkan, mereka selalu mengantarkan makanan siang dan malam ke kamar kami, mencarikan hammam untuk kami mandi. Kami tidak minta sama sekali padahal, malahan kami selalu menawarkan diri untuk ikut patrol memasak, patrol umum, dan lain-lain.
Lagi-lagi, jangan merasa lebih baik. Bukan berarti ketika derajat mereka lebih rendah, apa yang mereka miliki juga lebih kecil dari kita, lebih sedikit dari kita. Bukan berarti ketika derajat kita lebih tinggi, apa yang kita miliki juga lebih besar dan banyak dari mereka. Selalu rendah hatilah. Allah mencintainya.

Darul Huda Tarbiyatul Banat, Cilember

21 Oktober 2016

#hanya sebuah refleksi

Teknologi dalam Kehidupan

Entah sudah berapa sisi kehidupan yang melibatkan teknologi dalam segala aspeknya. Dunia ini hampir dikuasai oleh keajaiban tak kasat mata yang bernama teknologi, dan akibatnya dapat kita rasakan dalam kehidupan seharo-hari. Gadget adalah salah satu contoh teknologi yang kecil namun mumpuni. Mencakup banyak hal-hal penting di dalamnya. Tidak heran, jika hampir seluruh orang di dunia ini tak bisa ‘hidup’ tanpa gadget.
Awalnya, teknologi seperti gadget memang digunakan untuk keperluan-keperluan penting. Menghubungi orang jauh, bercakap-cakap dengan rekan bisnis, mencari istilah-istilah sulit di google, belajar dari internet, dan lain sebagainya. Namun, apa yang kita rasakan sungguh bertolak belakang. Anak-anak zaman sekarang tampak lebih akrab dengan gadget-nya daripada dengan kawan-kawan karibnya. Mereka lebih ahli memainkan gadget-nya daripada membaca tulisan-tulisan di bukunya. Berkumpul dengan teman sejawat pun rasanya aneh sekali, semua menggenggam gadget masing-masing. Tanpa peduli orang-orang di sekeliling.
Mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat. Itu adalah salah satu istilah untuk ketenaran gadget yang tiada tara. Dan kita pun telah merasakan itu dalam kehidupan. Benar adanya, memang. Itu semua sangat sulit dihindari.
Tujuan dibuatnya gadget dan segala teknologi bukan untuk memperpanjang jarak, bukan untuk melupakan sahabat-sahabat dekat, bukan untuk tidak peduli dengan sekitar, bukan untuk sesuatu yang tidak berguna. Tujuan awal dibuatnya itu semua pasti mengandung hal positif. Hanya saja, kita yang melenceng dari apa yang direncanakan si pembuat.

Akan jadi apa negara ini jika orang-orangnya dibudaki oleh teknologi? Akan jadi apa anak-anak zaman sekarang jika masa kecilnya yang berharga dibuang dengan bermain game di gadget? Maka, kita sebagai manusia yang otaknya lebih cerdas dari makhluk yang lain, harus cerdas dalam menanggapi masalah ini. Kita harus cerdas menyikapi gadget yang merajalela, kita harus cerdas menyiapkan solusi bagi para penikmat gadget. Menggunakannya untuk hal-hal yang positif. Dakwah dan belajar mungkin salah satu contohnya.

#hanya sebuah refleksi

Kamis, 28 Desember 2017

Latihan Sistem Informasi II

Nama               : Dhaniar Wahyu Sharfina
Kelas               : Penerbitan 1A
Mata Kuliah    : Sistem Infomatika
Dosen              : Iis Kandar

Pertanyaan
  1. Apa saja area fungsional yang terdapat pada perusahaan penerbit dan percetakan? Jelaskan!
  2. Apa saja kebutuhan sistem informasi pada perusahaan penerbit dan percetakan?
  3.  Apa saja informasi yang dihasilkan dari sistem informasi tersebut?
  4. Tuliskan dan jelaskan prosedur/alur/tahapan proses penerbitan dan percetakan!
  5. Buatlah grafik diagram flow/flow chart proses penerbitan dan percetakan!
  6. Apakah sistem informasi/teknologi informasi harus dikembangkan pada setiap industri penerbitan dan percetakan? Kalau ya, jelaskan!
  7. Penerimaan mahasiswa baru (PMB) selalu dilakukan PoliMedia tiap tahunnya. Coba anda buat tahapan PMB dan grafik diagram flow nya dari proses PMB tersebut!

Jawaban
1.      Area fungsional yang terdapat di perusahaan penerbitan dan percetakan, diantaranya:
·         Penjualan dan pemasaran: tugasnya antara lain mengatur distribusi media cetak ke masyarakat luas
·         Manufaktur/produksi: mengatur jalannya produksi naskah dari penulis/pengarang, baik dari tahap penyeleksian naskah, editing, hingga menentukan bahan dan harga sebuah buku.
·         Keuangan: mengelola alur keuangan yang berlangsung di perusahaan termasuk royalti dan pendapatan perusahaan
·         Akuntansi: merekam tiap transaksi yang terjadi di perusahaan (keluar/masuknya uang ke perusahaan)

2.      Sistem informasi yang dibutuhkan penerbitan dan percetakan:
·         Bidang Pemasaran: sistem informasi yang dibutuhkan antara lain perencanaan produk, perencanaan saluran distribusi, perkiraan penjualan, analisis pangsa pasar, analisis distribusi, dan lain-lain.
·         Bidang Produksi: SI yang dibutuhkan berupa perencanaan kebutuhan material, perencanaan tenaga kerja, perencanaan produksi, penjadwalan produksi, analisi produktifitas pekerja, pemanfaatan mesin, dan lain-lain.
·         Bidang Keuangan/Akuntansi: neraca, laporan laba/rugi, laporan arus kas, utang piutang, pajak, pemasukan dan pengeluaran, transaksi, dan lain-lain.

3.      Informasi yang dihasilkan dari sistem informasi tersebut adalah jadwal perencanaan suatu naskah (mulai dari penyeleksian hingga produksi), analisis pangsa pasar media cetak yang sedang hangat, analisis pendistribusian produk media cetak ke wilayah tertentu, anggaran belanja material, BEP mesin cetak/produksi, analisi keaktifan karyawan, laporan laba/rugi perusahaan, laporan arus kas, pajak perusahaan, dan tiap transaksi yang terjadi di perusahaan.

4.      Alur penerbitan/percetakan:
a)      Naskah oleh penulis/pengarang diterima oleh penerbit
b)      Penerbit menyerahkan ke bagian editorial untuk diseleksi
c)      Setelah ada kepastian ya/tidak-nya naskah tersebut, penulis/pengarang  dihubungi untuk kelanjutan produksi naskah dan penyerahan SPP (Surat Perjanjian Penerbit).
d)     Naskah diproduksi untuk diperiksa gaya bahasa, EYD, dan lain-lain, untuk kemudian didesain
e)      Naskah masuk ke bagian produksi dan jadilah dummy
f)       Dummy diserahkan ke percetakan untuk dicetak massal.
g)      Media cetak yang sudah jadi didistribusikan ke masyarakat luas (toko buku, langgangan, komunitas, perpustakaan, ekspor, dan lain-lain).





5.      Alur penerbitan/percetakan jika digambarkan oleh diagram alur:

1.       Pekerja Penerbit
2.       Alat-alat untuk mengolah naskah, dsb.
3.       Naskah-naskah yang masuk dari penulis

 
 


Proses mengolah data tersebut:
1.       Mengedit
2.       Mendesain, dll.


 produk Penerbit yang tersebar di berbagai toko buku

6.      Jawabannya adalah YA. Karena bagaimanapun juga, proses yang terjadi pada penerbitan/percetakan memerlukan struktur dan manajemen yang terstruktur. Misalnya, perlu adanya penjadwalan produksi naskah agar tidak bentrok dengan naskah yang lain, atau perlunya anggaran belanja material agar mengetahui biaya yang kira-kira dikeluarkan untuk membeli peralatan cetak, perlu juga analisis keaktifan pekerja agar mengetahui kinerja pekerja per minggu/bulannya, dan lain-lain. Maka, sistem informasi pada manajemen ini amatlah penting, karena ia memberikan data dan perencanaan untuk melakukan kegiatan di perusahaan.

7.      Alur penerimaan mahasiswa baru di PoliMedia jalur UMPN mandiri:
a)      Calon mahasiswa mengisi form online dari link PoliMedia
b)      Calon mahasiswa mendapatkan kartu ujian UMPN mandiri
c)      Calon mahasiswa mengikuti ujian tertulis pada hari dan tanggal yang telah ditentukan
d)     Calon mahasiswa mendapatkan jawaban diterima/tidak lewat web dan SMS
e)      Jika diterima= mahasiswa menyerahkan berkas ke BAAK PoliMedia
f)       Mahasiswa mulai mengikuti rangkaian penerimaan mahasiswa baru (Psp2, LDK, POP, dan melalui Malam Inaugurasi)
g)      Mahasiswa mengikuti kegiatan belajar mengajar di PoliMedia

  1. Mahasiswa
  2. PoliMedia
  3. Berkas-berkas
  4. Formulir Online







  
1.    Ujian tertulis
2.    Pengumpulan berkas
3.    PSP2, LDK Prodi, POP, dan Malam Inaugurasi
 




 Calon mahasiswa menjadi mahasiswa penuh PoliMedia dan mengikuti kegiatan belajar mengajar di PoliMedia


Sastra Anak Usia Dini

a. Puisi Lagu Dolanan             Mungkin beberapa di antara kita sudah ada yang pernah mendengar tentang ‘dolanan’ ini. Puisi lagu dola...